Teknologi Ada Artificial Intelligence (AI) yang Siap Bantu Pekerjaan Anda
Post By : Administrator
05 April 2023
Banyak pekerja yang ketar-ketir dengan hadirnya teknologi Artificial Intelligence (AI), termasuk chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI, ChatGPT. Sebab teknologi ini bukan hanya berpotensi mengubah cara kerja, tetapi bahkan bisa menggantikan peran manusia di dunia kerja. Banyak pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh manusia, kini berpotensi untuk digantikan mesin AI.
Tapi, bagi para pengelola Human Resource (HR), jangan khawatir. AI justru berpotensi untuk membantu tugas-tugas Anda. Apa saja peran AI bagi pengelola HR? Materi itulah yang dibahas dalam webinar Artificial Intelligence and ChatGPT in the World of Work Turning Threats into Opportunities. Webinar yang diselenggarakan oleh Center of Digital & Human Transformation (CDHX) itu menghadirkan dua pembicara, yakni Heru Wiryanto, Co-Founder and Director of Innovation Factory at PsikoUpdate Indonesia, dan Husein Samy, Country Manager of Human Resources IBM Indonesia.
Manfaat AI Bagi Pekerjaan
Sebelum membahas lebih jauh soal ini, mungkin ada baiknya Anda mengenal sekilas tentang AI dan apa saja manfaatnya. AI adalah teknologi yang memungkinkan mesin untuk belajar (mesin pintar) dan mengambil keputusan secara mandiri tanpa perlu adanya intervensi manusia. Bagi perusahaan, ada banyak manfaat jika menggunakan AI. Merujuk medium.com, setidak-tidaknya ada empat manfaat dari penerapan AI. Di antaranya:
1. Mengurangi beban kerja
Banyak pekerjaan yang bisa dialihkan ke AI. Di antaranya, pekerjaan yang bersifat rutin dan terus menerus. Semakin banyak pekerjaan yang bisa dialihkan, beban kerja manusia pun semakin berkurang.
2. Meningkatkan efisiensi
Mesin AI berperan penting dalam meningkatkan akurasi dan kecepatan, termasuk mengurangi kesalahan akibat human error. Ini jelas akan meningkatkan efisiensi kerja.
3. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
Dengan kemampuannya dalam mengolah data, AI memiliki informasi yang lebih lengkap dan akurat. Berbekal informasi tersebut, mesin AI bisa dengan cepat mengambil berbagai keputusan.
4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Kuncinya adalah pada kemampuan mesin AI untuk memilah apa saja informasi yang relevan dan mengkomunikasikannya dengan cara lebih mudah dipahami. Dengan kemampuannya tersebut, AI bisa meningkatkan kualitas komunikasi di dalam perusahaan.
AI dan Peran HR
Itulah setidak-tidaknya empat manfaat dari penerapan AI di dunia kerja. Heru Wiryanto memaparkan lebih detail peran AI, khususnya dalam pengelolaan HR atau Sumber Daya Manusia (SDM). Heru mengungkapkan bahwa dia pernah mengembangkan AI untuk memprediksi mobilitas karier karyawan. Katanya, âAI dapat membantu perusahaan memprediksi apakah karyawan akan tetap engaged jika direlokasi ke unit atau tempat yang lain.â
Ini dilakukan AI dengan menganalisis data, seperti preferensi karyawan, keahlian dan kemampuan, serta lingkungan di sekitar lokasi yang akan direlokasi. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data tersebut, perusahaan dapat memprediksi bagaimana respons karyawan jika direlokasi ke tempat lain.
Berdasarkan analisa AI, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola talent. Ini tentu akan berdampak positif pada kinerja dan produktivitas karyawan, serta membantu perusahaan dalam mengoptimalkan peran SDM-nya.
AI juga bisa dipakai untuk melakukan asesmen dengan menggunakan deteksi gelombang otak dan emosi seseorang. Papar Heru, âSaya dan teman-teman menerapkan teknik pemeriksaaan gelombang otak, bukan memakai kuesioner. Kalau memakai kuesioner, ada kecenderungan karyawan memberi jawaban yang positif atau faking good. Sementara, dengan teknik deteksi gelombang otak, yang diakses langsung ke pusatnya, yakni otak.â Jadi, jawabannya lebih riil atau sesuai dengan kondisi karyawan yang sebenarnya.
Pola gelombang otak berkaitan dengan keadaan emosional seseorang, seperti stres, kecemasan, atau kebahagiaan. Dengan AI, data deteksi gelombang otak dan emosi seseorang kemudian dianalisis dengan lebih cepat dan akurat, sehingga bisa memprediksi keadaan emosi seseorang.
Teknik asesmen ini juga dapat digunakan dalam berbagai keperluan. Misalnya, untuk seleksi karyawan atau penanganan masalah kesehatan mental. âDari gelombang otak, kita bisa mengambil data dan mendeteksi kondisi emosinya, integritas, dan mentalnya. Kita bisa mengetahui apakah benar orang ini sedang mengalami beban kerja yang berlebihan, dan sebagainya,â lanjut Heru.
AI juga dapat digunakan untuk memprediksi kompetensi kewirausahaan karyawan dengan menganalisis beberapa data, seperti prestasi akademik semasa kuliah, pengalaman kerja, keterampilan interpersonal, serta minat dan hobinya. Semua data tersebut kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Dengan mengetahui kemampuan kewirausahaan karyawan, pengelola HR perusahaan dapat memberikan rekomendasi untuk pengembangan keterampilan yang diperlukan dan mengalokasikannya ke bagian yang tepat. Misalnya, menempatkannya dalam direktorat business development atau sales and marketing. Kemampuan karyawan yang layaknya seorang entrepreneur disebut dengan istilah intrapreneurship. Karyawan seperti ini biasanya jeli dalam melihat peluang-peluang bisnis baru bagi perusahaan.
AI dengan algoritma XGBooster (Machine Learning), menurut Heru, dapat menganalisis data karyawan dan memprediksi kinerja mereka di masa depan. Dengan algoritma XGBooster, data yang terkumpul dianalisis dengan lebih cepat dan akurat. Algoritma ini mampu mengidentifikasi pola data, sehingga bisa memprediksi kinerja karyawan di masa depan. Selain itu, teknologi AI juga dapat membantu memperbaiki kinerja karyawan yang belum mencapai target. Dengan demikian perusahaan dapat memaksimalkan potensi karyawan untuk mencapai target-target bisnis di masa depan.
HR Tidak Bisa Dipisahkan dengan Teknologi
Menurut Husein Samy, merujuk pada pengalamannya sebagai pengelola HR di IBM Indonesia, peran HR saat ini memang sudah tak bisa lepas dari teknologi. Ini karena semakin kompleksnya lingkungan bisnis dan beragamnya kebutuhan karyawan dan pelanggan. Kondisi ini memaksa HR mengadopsi berbagai teknologi, termasuk AI.
AI, kata Husein, dapat membantu HR dalam berbagai aspek. Misalnya, AI bisa digunakan untuk proses rekrutmen, melakukan seleksi, pengembangan karyawan dan pengelolaan kinerjanya. IBM sudah menerapkannya. Untuk proses perekrutan karyawan, banyaknya CV yang masuk tidak memungkinkan semuanya diseleksi oleh manusia. âJumlahnya ribuan. Mustahil kami periksa secara manual. Adanya AI sangat membantu.â ungkapnya.
Dengan bantuan AI, HR dapat mengotomatisasi dan meningkatkan efisiensi berbagai proses bisnis, sehingga memungkinkan HR fokus pada hal-hal yang lebih strategis dan berkontribusi besar terhadap kesuksesan bisnis keseluruhan.
Itu sebabnya Husein menegaskan bahwa pemimpin yang tidak memanfaatkan teknologi akan tertinggal dalam persaingan bisnis. Di era digital, teknologi sudah menjadi kebutuhan. Jadi, para pemimpin perlu memiliki kesadaran dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dengan tepat dan efektif untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan menghadapi tantangan di masa depan.
IBM, ungkap Husein, sudah menerapkan AI untuk operasional HR. Contohnya, IBM memakai chatbot untuk menjawab pertanyaan karyawan terkait kebijakan perusahaan, manfaat karyawan, dan masalah operasional lainnya. Chatbot ini terbukti dapat meningkatkan kepuasan karyawan serta mengurangi waktu dan biaya yang dikeluarkan HR dalam menangani pertanyaan karyawan secara manual.
Itulah sebagian manfaat dari penerapan AI dalam pengelolaan SDM perusahaan. Dan, mestinya begitulah cara pandang kita terhadap teknologi. Jangan jadikan ancaman, tapi rangkullah sebagai teman.